Isra’ dan Mi’raj
Kata Isra’ berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut lughah
‘bahasa’ berjalan di waktu malam’ atau membawa berjalan di waktu malam hari’.
Yang dimaksud dengan kata –isra' dalam kitab-kitab islam yang lazim
dipakai ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dari Masjidil Haram (Mekah) ke
Masjidil Aqsha (Palestina) di waktu malam hari1.
Kata mi’raj
berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut lughah adalah ‘tangga’ atau’ alat
untuk naik dari bawah ke atas2. Adapun arti kata mi’raj yang lazim
dipakai dalam kitam agama Islam ialah perjalanan Nabi SAW. dari alam bawah
(bumi) ke alam atas (langit) sampai tujuh petala langit dan terakhir sampai ke
Sidratul Muntaha, yakni dari Masjidil Aqsa di Palestina naik ke alam atas
melalui beberapa planet yang bertingkat-tingkat, lalu naik lagi ke Baitul
Makmur, ke Sidratul Muntaha, dan terakhir ke Arsy dan Kursy dimana beliau
menerima “wahyu” dari Allah SWT yang mengandung perinta solat lima waktu.
Masa Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
Para ulama ahli
tarikh banyak berselisih tentang kapan terjadinya isra’ dan mi’raj. Sebagian
ulama mengatakan terjadinya pada hari Sabtu malam, sebagian ulama mengatakan
pada Jum’at malam, sebagian lagi mengatakan pada hari Senin malam dan ada juga
yang mengatakan pada hari selain hari-hari tersebut.
Para ulama juga
banyak berselisih pendapat tentang tanggal terjadinya Isra’ dan Mik’raj.
Sebagian ulama berpendapat Isra’ dan Mik’raj terjadi pada malam tanggal 7
Rabi’ul Awal, sebagian mengatakan pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir, sebagian
mengatakan pada tanggal 27 Rabi’ul Awal, sebagian ulama lagi mengatakan pada
tanggal 29 Ramadhan, sebagian berpendapat pada tanggal 27 Rajab dan sebagian
ulama lain mengatakan pada tanggal-tanggal selain dari yang tersebut. Namun,
sebagian besar ulama berpendapat Isra’ dan Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab
meskipun tidak berdasarkan alasan yang kuat3.
Dalil yang Menunjukkan Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
Dari Anas bin Malik bin Sha’sha’ha r.a. bahwa rasullah SAW. pernah
menceritakan kepada mereka tentang malam (ketika) beliau diisra’kan.
Beliau bersabda,
“Ketika aku di
Hatmim (dan beliau terkadang bersabda,‘Di Hijr dengan berbaring’) ketika itu
datanglah kepadaku seorang, lalu ia memotongnya.”
Kata Qatadah,”Dan
aku mendengar Anas berkata, ‘Maka ia membelah antara di antara ini dan ini.”
Aku bertanya
kepada Jarud yang ada di sampingku.”Apa yang dimaksudkannya?”
Ia berkata,”Dari
bawah leher sampai ke bawah pusatnya.”
Dan aku mendengar
ia berkata,”Dari atas dadanya sampai ke bawah pusatnya.”
Sabda Nabi,
“Orang itu
mengeluarkan hatiku kemudian aku dibawakan bejana dari emas yang dipenuhi
dengan iman, lalu dicucilah hatiku dengan iman. Kemudian dikembalikan.
Didatangkan kepadaku seekor binatang yang tubuhnya lebih kecil dari pada
bighal, tetapi lebih besar dari pada himar(kedelai) putih.”
Lalu, Jarut
berkata kepadanya,”Yaitu Buraq, ya Aba Hamdah.”
Anas berkata,”Ya,
binatang itu sekali melangkah sejauh mata memandang.”
Aku lalu ditunggangkan
di atasnya dan berangkatlah Jibril bersama aku hingga sampai langit dunia
(pertama), Jibril minta dibukakan. Jibril ditanya oleh penjaga langit,”Siapakah
ini?”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, sebaik-baik orang
yang telah datang.”
Lalu, penjaga itu membuka. Ketika aku telah melewati pintu, di sana
ada Adam. Jibril berkata,”Inilah ayahmu, Adam, maka ucapkanlah salam
kepadanya!”
Aku mengucapkan salam kepadanya dan ia menjawab salamku. Adam a.s.
berkata,”Berbahagialah kedatangan anak yang saleh dan Nabi yang saleh.”
Kemudian, naiklah Jibril bersama aku hingga sampailah ke langit
kedua. Jibril minta dibukakan pintu. Jibril ditanyai oleh penjaga pintu
langit,”Siapakah ini!”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, sebaik-baik orang
yang telah datang.”
Lalu, penjaga itu
membuka pintu. Ketika aku telah melalui pintu itu, di sana aku bertemu dengan
Yahya dan Isa. Keduanya adalah anak laki-laki satu bibi. Jibril berkata,”Ini
Yahya dan Isa, maka sampaikanlah salam kepadanya keduanya!”
Kemudian, aku
menyampaikan salam kepada keduanya. Mereka berdua menjawab salam dan
berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh!”
Setelah itu,
naiklah Jibril bersama aku sampai langit ketiga. Jibril meminta dibukakan
pintunya. Ia ditanya oleh penjaga pintu,”Siapakah ini?”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, telah datang
sebaik-baik orang yang datang.”
Ketika aku telah melalui pintu langit, di sana aku bertemu dengan
Yusuf, Jibril berkata,”Ini adalah Yusuf, Sampaikanlah salam kepadanya!”
Aku menyampaikan salam kepadanya. Setelah Yusuf menjawab salamku,
ia
berkata,”Berbahagialah
kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh!”
setelah itu,
naiklah Jibril bersamaku hingga sampai langit keempat. Jibril meminta dibukakan
pintu. Ia ditanya oleh penjaga pintu langit,”Siapakah ini?”
Jibril
menjawab,”Jibril.”
Jibril ditanya
pula,”Siapakah bersama engkau?”
Jibril
menjawab,”Muhammad.”
Jibril ditanya
lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril berkata,”Ya.”
Penjaga
berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baiknya orang yang
datang.”
Pintu langit kemudian dibuka. Ketika aku telah melalui pintu, di
sana ada Idris. Jibril berkata,”Idris. Sampaikanlah salam kepadanya!”
Aku menyampaikan salam kepadanya. Setelah Nabi Idris menjawab, ia
berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.”
Setelah itu, Jibril membawaku naik hingga langit kelima. Sampai di
pintu langit kelima, Jibril meminta dibukakan. Ia ditanya oleh penjaga
pintu,”Siapa ini?”
Jibril
menjawab,”Jibril.”
Jibril ditanya
pula,”Siapakah bersama engkau?”
Jibril
menjawab,”Muhammad.”
Jibril ditanya
lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril
berkata,”Ya.”
Penjaga pintu
langit kemudian berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik
orang yang datang!”
Ketika aku telah
melalui pintu, di sana ada Harun. Jibril berkata,”Ini Harun. Sampaikanlah salam
kepadanya!”
Aku menyampaikan
salam kepadanya. Nabi Harun setelah menjawab salamku berkata,”Berbahagialah
kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.”
Jibril kemudian membawaku naik hingga sampai langit keenam.
Sesampai di sana, Jibril meminta dibukakan pintu. Ia ditanya oleh penjaga pintu
langit,”Siapakah ini?”
Jibril
menjawab,”Jibril.”
Jibril ditanya
pula,”Siapakah bersama engkau?”
Jibril
menjawab,”Muhammad.”
Jibril ditanya
lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril
berkata,”Ya.”
Penjaga pintu
kemudian berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang
datang.”
Ketika aku telah
melalui pintu langit, di sana ada Musa. Jibril berkata,”Inilah Musa.
Sampaikanlah salam kepadanya!”
Aku menyampaikan
salam kepadanya. Setelah menjawab salam, Nabi Musa berkata,”Berbahagalah
kedatangan orang yang saleh dan Nabi yang saleh!”
Ketika aku
berjalan melalui dia, ia menangis. Nabi Musa ditanya,”Apa yang menyebabkan
engkau menangis?”
Musa berkata,”Aku
menangis karena umat Nabi yang datang setelah aku lebih banyak yang akan masuk
surga daripada umatku.”
Setelah itu, Jibril membawaku hingga sampai langit ketujuh. Sampai
di sana, Jibril meminta dibukakan pintu. Jibril ditanya oleh penjaga pintu
langit ketujuh,”Siapakah ini?”
Jibril menjawab,”Jibril.”
Jibril ditanya
pula,”Siapakah bersama engkau?”
Jibril
menjawab,”Muhammad.”
Jibril ditanya
lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril
berkata,”Ya.”
Penjaga pintu kemudian berkata,”Berbahagialah
dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang datang!”
Ketika aku telah
melalui pintu langit ketujuh, di sana ada Ibrahim. Jibril berkata,”Inilah
ayahmu, Ibrahim. Sampaikanlah salam kepadanya!”
Lalu, aku
menyampaikan salam kepadanya, lantas ia menjawab salam seraya
berkata,”Berbahagialah kedatangan anak yang saleh dan Nabi yang saleh!”
Kemudian
diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha, yang buahnya seperti labu (kendi)
negeri Hajar dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata,”Ini Sidratul
Muntaha.”
Di sana terdapat
empat sungai: dua sungai ada di dalamdan dua sungai ada di luar. Aku bertanya
kepada Jibril,”Apa kedua-duanya ini, wahai Jibril?”
Jibril
berkata,”Dua sungai yang mengalir di dalam itu dua sungai yang di surga dan dua
sungai yang mengalir diluar itu ialah sungai Nil dan Furrat (Euphrat).”
Kemudian,
diperlihatkanlah kepadaku Baitul Makmur. Kemudian, didatangkan kepadaku sebuah
bejana berisi arak, sebuah bejana berisi susu, dan sebuah bejana berisi madu,
aku mengambil yang berisi susu. Jibril berkata,”Inilah kesucian, engkau dan
umatmu di atasnya.”
Kemudian,
diwajibkan atasku shalat lima puluh kali tiap-tiap hari. Aku lalu kembali
lantas berjalan melalui Musa. Maka bertanya,”Apa yang diperintahkan kepadamu?”
Nabi menjawab,”Aku
diperintah lima puluh kali shalat tiap-tiap hari.”
Musa
berkata,”Sesungguhnya, umatmu tidak akan sanggup mengerjakan lima puluh kali
shalat pada tiap-tiap hari dan sunggun aku demi Allah, pernah mencoba manusia
sebelum engkau dan aku pernah melatih Bani Israel dengan sesangat-sangat
latihan, maka itu kembalilah enagkau kepada Tuhanmu lalu mohonlah kepada-Nya
keringanan untukmu!”
Aku lalu kembali, lalu
ia memberi keringanan sepuluh. Kemudian, aku kembali kepada Musa, lalu ia
berkata seperti tadi. lalu aku kembali mohon keringanan lalu Tuhan memberi
keringanan sepuluh. Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata lagi
seperti tadi. lalu, aku kembali mohon keringanan lalu ia memberi keringanan
kepadaku sepuluh. Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata seperti
tadi. lalu, aku kembali mohon keringanan lalu aku diperintahkan dengan sepuluh
shalat pada tiap-tiap hari. Kemudian, aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata
seperti tadi pula. Aku kembali mohon keringanan lalu aku diperintahkan dengan
lima shalat pada tiap-tiap hari. Kemudian aku kembali kepada Musa, maka ia
berkata,”Apa yang diperintahkan kepadamu?”
Aku berkata,”Aku
diperintahkan dengan lima (kali) shalat tiap-tiap hari.”
Ia (Musa)
berkata,”Sesungguhnya, umatmu tidak akan sanggup mengerjakan lima (kali) shalat
pada tiap-tiap hari karena sesungguhnya aku pernah mencoba manusia sebelum
engkau dan melatih Bani Israel dengan sesangat-sangat latihan, maka kembalilah
enagkau kepada Tuhanmu, lalu mohonlah keringanan kepadanya untuk umatmu!”
Nabi berkata,”Aku
telah memohon kepada Tuhan sehingga aku merasa malu maka aku ridha dan
menyerah.”
Beliau bersabda,
“Kemudian ketika
aku berjalan (kembali) tiba-tiba telah menyeru kepadaku orang menyeru,”Aku
telah meluluskan fardhu dan telah meringankan atas para hambaku.”