Rabu, 13 Agustus 2014

ISRA' DAN MI'RAJ RASULLAH SAW



Isra’ dan Mi’raj
            Kata Isra’ berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut lughah ‘bahasa’ berjalan di waktu malam’ atau membawa berjalan di waktu malam hari’. Yang dimaksud dengan kata ­–isra' dalam kitab-kitab islam yang lazim dipakai ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) di waktu malam hari1.
            Kata mi’raj berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut lughah adalah ‘tangga’ atau’ alat untuk naik dari bawah ke atas2. Adapun arti kata mi’raj yang lazim dipakai dalam kitam agama Islam ialah perjalanan Nabi SAW. dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai tujuh petala langit dan terakhir sampai ke Sidratul Muntaha, yakni dari Masjidil Aqsa di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa planet yang bertingkat-tingkat, lalu naik lagi ke Baitul Makmur, ke Sidratul Muntaha, dan terakhir ke Arsy dan Kursy dimana beliau menerima “wahyu” dari Allah SWT yang mengandung perinta solat lima waktu.

Masa Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
            Para ulama ahli tarikh banyak berselisih tentang kapan terjadinya isra’ dan mi’raj. Sebagian ulama mengatakan terjadinya pada hari Sabtu malam, sebagian ulama mengatakan pada Jum’at malam, sebagian lagi mengatakan pada hari Senin malam dan ada juga yang mengatakan pada hari selain hari-hari tersebut.
            Para ulama juga banyak berselisih pendapat tentang tanggal terjadinya Isra’ dan Mik’raj. Sebagian ulama berpendapat Isra’ dan Mik’raj terjadi pada malam tanggal 7 Rabi’ul Awal, sebagian mengatakan pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir, sebagian mengatakan pada tanggal 27 Rabi’ul Awal, sebagian ulama lagi mengatakan pada tanggal 29 Ramadhan, sebagian berpendapat pada tanggal 27 Rajab dan sebagian ulama lain mengatakan pada tanggal-tanggal selain dari yang tersebut. Namun, sebagian besar ulama berpendapat Isra’ dan Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab meskipun tidak berdasarkan alasan yang kuat3.

Dalil yang Menunjukkan Terjadinya Isra’ dan Mi’raj
            Dari Anas bin Malik bin Sha’sha’ha r.a. bahwa rasullah SAW. pernah menceritakan kepada mereka tentang malam (ketika) beliau diisra’kan.
            Beliau bersabda,
            “Ketika aku di Hatmim (dan beliau terkadang bersabda,‘Di Hijr dengan berbaring’) ketika itu datanglah kepadaku seorang, lalu ia memotongnya.”
            Kata Qatadah,”Dan aku mendengar Anas berkata, ‘Maka ia membelah antara di antara ini dan ini.”
            Aku bertanya kepada Jarud yang ada di sampingku.”Apa yang dimaksudkannya?”
            Ia berkata,”Dari bawah leher sampai ke bawah pusatnya.”
            Dan aku mendengar ia berkata,”Dari atas dadanya sampai ke bawah pusatnya.”
            Sabda Nabi,
            “Orang itu mengeluarkan hatiku kemudian aku dibawakan bejana dari emas yang dipenuhi dengan iman, lalu dicucilah hatiku dengan iman. Kemudian dikembalikan. Didatangkan kepadaku seekor binatang yang tubuhnya lebih kecil dari pada bighal, tetapi lebih besar dari pada himar(kedelai) putih.”
            Lalu, Jarut berkata kepadanya,”Yaitu Buraq, ya Aba Hamdah.”
            Anas berkata,”Ya, binatang itu sekali melangkah sejauh mata memandang.”
            Aku lalu ditunggangkan di atasnya dan berangkatlah Jibril bersama aku hingga sampai langit dunia (pertama), Jibril minta dibukakan. Jibril ditanya oleh penjaga langit,”Siapakah ini?”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, sebaik-baik orang yang telah datang.”
Lalu, penjaga itu membuka. Ketika aku telah melewati pintu, di sana ada Adam. Jibril berkata,”Inilah ayahmu, Adam, maka ucapkanlah salam kepadanya!”
Aku mengucapkan salam kepadanya dan ia menjawab salamku. Adam a.s. berkata,”Berbahagialah kedatangan anak yang saleh dan Nabi yang saleh.”

Kemudian, naiklah Jibril bersama aku hingga sampailah ke langit kedua. Jibril minta dibukakan pintu. Jibril ditanyai oleh penjaga pintu langit,”Siapakah ini!”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, sebaik-baik orang yang telah datang.”
            Lalu, penjaga itu membuka pintu. Ketika aku telah melalui pintu itu, di sana aku bertemu dengan Yahya dan Isa. Keduanya adalah anak laki-laki satu bibi. Jibril berkata,”Ini Yahya dan Isa, maka sampaikanlah salam kepadanya keduanya!”
            Kemudian, aku menyampaikan salam kepada keduanya. Mereka berdua menjawab salam dan berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh!”
           
            Setelah itu, naiklah Jibril bersama aku sampai langit ketiga. Jibril meminta dibukakan pintunya. Ia ditanya oleh penjaga pintu,”Siapakah ini?”
Jibril berkata,”Jibril.”
Ditanyakan pula,”Dan siapakah bersama engkau?”
Jibril berkata,”Muhammad.”
Ditanyakan lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
Jibril menjawab,”Ya.”
Ducapkan kata sambutan,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang datang.”
Ketika aku telah melalui pintu langit, di sana aku bertemu dengan Yusuf, Jibril berkata,”Ini adalah Yusuf, Sampaikanlah salam kepadanya!”
Aku menyampaikan salam kepadanya. Setelah Yusuf menjawab salamku, ia
 berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh!”


            setelah itu, naiklah Jibril bersamaku hingga sampai langit keempat. Jibril meminta dibukakan pintu. Ia ditanya oleh penjaga pintu langit,”Siapakah ini?”
            Jibril menjawab,”Jibril.”
            Jibril ditanya pula,”Siapakah bersama engkau?”
            Jibril menjawab,”Muhammad.”
            Jibril ditanya lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
            Jibril berkata,”Ya.”
            Penjaga berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baiknya orang yang datang.”
Pintu langit kemudian dibuka. Ketika aku telah melalui pintu, di sana ada Idris. Jibril berkata,”Idris. Sampaikanlah salam kepadanya!”
Aku menyampaikan salam kepadanya. Setelah Nabi Idris menjawab, ia berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.”
Setelah itu, Jibril membawaku naik hingga langit kelima. Sampai di pintu langit kelima, Jibril meminta dibukakan. Ia ditanya oleh penjaga pintu,”Siapa ini?”
            Jibril menjawab,”Jibril.”
            Jibril ditanya pula,”Siapakah bersama engkau?”
            Jibril menjawab,”Muhammad.”
            Jibril ditanya lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
            Jibril berkata,”Ya.”
            Penjaga pintu langit kemudian berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang datang!”
            Ketika aku telah melalui pintu, di sana ada Harun. Jibril berkata,”Ini Harun. Sampaikanlah salam kepadanya!”
            Aku menyampaikan salam kepadanya. Nabi Harun setelah menjawab salamku berkata,”Berbahagialah kedatangan saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.”

Jibril kemudian membawaku naik hingga sampai langit keenam. Sesampai di sana, Jibril meminta dibukakan pintu. Ia ditanya oleh penjaga pintu langit,”Siapakah ini?”
            Jibril menjawab,”Jibril.”
            Jibril ditanya pula,”Siapakah bersama engkau?”
            Jibril menjawab,”Muhammad.”
            Jibril ditanya lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
            Jibril berkata,”Ya.”
            Penjaga pintu kemudian berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang datang.”
            Ketika aku telah melalui pintu langit, di sana ada Musa. Jibril berkata,”Inilah Musa. Sampaikanlah salam kepadanya!”
            Aku menyampaikan salam kepadanya. Setelah menjawab salam, Nabi Musa berkata,”Berbahagalah kedatangan orang yang saleh dan Nabi yang saleh!”
            Ketika aku berjalan melalui dia, ia menangis. Nabi Musa ditanya,”Apa yang menyebabkan engkau menangis?”
            Musa berkata,”Aku menangis karena umat Nabi yang datang setelah aku lebih banyak yang akan masuk surga daripada umatku.”

           
Setelah itu, Jibril membawaku hingga sampai langit ketujuh. Sampai di sana, Jibril meminta dibukakan pintu. Jibril ditanya oleh penjaga pintu langit ketujuh,”Siapakah ini?”
Jibril menjawab,”Jibril.”
            Jibril ditanya pula,”Siapakah bersama engkau?”
            Jibril menjawab,”Muhammad.”
            Jibril ditanya lagi,”Apakah ia dipanggil menghadap?”
            Jibril berkata,”Ya.”
              Penjaga pintu kemudian berkata,”Berbahagialah dengan dia, telah datang sebaik-baik orang yang datang!”
            Ketika aku telah melalui pintu langit ketujuh, di sana ada Ibrahim. Jibril berkata,”Inilah ayahmu, Ibrahim. Sampaikanlah salam kepadanya!”
            Lalu, aku menyampaikan salam kepadanya, lantas ia menjawab salam seraya berkata,”Berbahagialah kedatangan anak yang saleh dan Nabi yang saleh!”
            Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha, yang buahnya seperti labu (kendi) negeri Hajar dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata,”Ini Sidratul Muntaha.”
            Di sana terdapat empat sungai: dua sungai ada di dalamdan dua sungai ada di luar. Aku bertanya kepada Jibril,”Apa kedua-duanya ini, wahai Jibril?”
            Jibril berkata,”Dua sungai yang mengalir di dalam itu dua sungai yang di surga dan dua sungai yang mengalir diluar itu ialah sungai Nil dan Furrat (Euphrat).”
            Kemudian, diperlihatkanlah kepadaku Baitul Makmur. Kemudian, didatangkan kepadaku sebuah bejana berisi arak, sebuah bejana berisi susu, dan sebuah bejana berisi madu, aku mengambil yang berisi susu. Jibril berkata,”Inilah kesucian, engkau dan umatmu di atasnya.”
            Kemudian, diwajibkan atasku shalat lima puluh kali tiap-tiap hari. Aku lalu kembali lantas berjalan melalui Musa. Maka bertanya,”Apa yang diperintahkan kepadamu?”
            Nabi menjawab,”Aku diperintah lima puluh kali shalat tiap-tiap hari.”
            Musa berkata,”Sesungguhnya, umatmu tidak akan sanggup mengerjakan lima puluh kali shalat pada tiap-tiap hari dan sunggun aku demi Allah, pernah mencoba manusia sebelum engkau dan aku pernah melatih Bani Israel dengan sesangat-sangat latihan, maka itu kembalilah enagkau kepada Tuhanmu lalu mohonlah kepada-Nya keringanan untukmu!”
            Aku lalu kembali, lalu ia memberi keringanan sepuluh. Kemudian, aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata seperti tadi. lalu aku kembali mohon keringanan lalu Tuhan memberi keringanan sepuluh. Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata lagi seperti tadi. lalu, aku kembali mohon keringanan lalu ia memberi keringanan kepadaku sepuluh. Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata seperti tadi. lalu, aku kembali mohon keringanan lalu aku diperintahkan dengan sepuluh shalat pada tiap-tiap hari. Kemudian, aku kembali kepada Musa, lalu ia berkata seperti tadi pula. Aku kembali mohon keringanan lalu aku diperintahkan dengan lima shalat pada tiap-tiap hari. Kemudian aku kembali kepada Musa, maka ia berkata,”Apa yang diperintahkan kepadamu?”
            Aku berkata,”Aku diperintahkan dengan lima (kali) shalat tiap-tiap hari.”
            Ia (Musa) berkata,”Sesungguhnya, umatmu tidak akan sanggup mengerjakan lima (kali) shalat pada tiap-tiap hari karena sesungguhnya aku pernah mencoba manusia sebelum engkau dan melatih Bani Israel dengan sesangat-sangat latihan, maka kembalilah enagkau kepada Tuhanmu, lalu mohonlah keringanan kepadanya untuk umatmu!”
            Nabi berkata,”Aku telah memohon kepada Tuhan sehingga aku merasa malu maka aku ridha dan menyerah.”
            Beliau bersabda,
            “Kemudian ketika aku berjalan (kembali) tiba-tiba telah menyeru kepadaku orang menyeru,”Aku telah meluluskan fardhu dan telah meringankan atas para hambaku.”